Fakta atau Mitos Daging Kambing: Dari Hipertensi hingga Kesehatan Jantung
Fakta Mitos Daging Kambing – Fakta atau mitos sehingga daging kambing kerap kali dihindari oleh banyak orang karena berbagai mitos yang beredar. Namun, apakah benar daging kambing dapat menyebabkan hipertensi atau buruk bagi kesehatan jantung?
Dr. Indrawati, seorang spesialis gizi klinik di RSUD Moewardi, memaparkan fakta-fakta menarik yang mematahkan anggapan tersebut. Yuk nilai fakta atau mitos soal daging kambing ini:
Daging Kambing Tidak Menyebabkan Hipertensi
Bertentangan dengan kepercayaan populer, daging kambing sebenarnya lebih rendah kandungan garam dan lemak jenuhnya dibandingkan daging merah lainnya, seperti daging sapi. Hipertensi sering kali dipicu oleh makanan tinggi garam dan lemak jenuh.
Oleh karena itu, mengonsumsi daging kambing dalam jumlah yang wajar dan dengan cara pengolahan yang tepat, seperti dipanggang atau direbus, tidak akan menyebabkan hipertensi.
“Jika saat memasak daging kambing tidak ditambahkan banyak garam, penyedap rasa, kecap, santan, atau minyak, maka risiko memicu hipertensi dapat diminimalkan,” ujar Dr. Indrawati dalam keterangan persnya, Senin (18/6/2024).
Daging Kambing Baik untuk Kesehatan Jantung
Mitos lain yang umum adalah bahwa daging kambing buruk untuk kesehatan jantung. Faktanya, daging kambing mengandung lebih sedikit lemak jenuh dan lebih banyak asam lemak omega-3 yang baik bagi jantung dibandingkan daging merah lainnya.
“Konsumsi daging kambing dalam jumlah yang wajar dan dengan cara pengolahan yang benar dapat menjadi sumber protein yang baik untuk tubuh,” tambah Dr. Indrawati.
Daging Kambing Mudah Dicerna
Ada juga anggapan bahwa daging kambing sulit dicerna. Sebaliknya, daging kambing memiliki serat otot yang lebih halus daripada daging merah lainnya, yang membuatnya lebih mudah dicerna. Namun, metode memasak yang kurang tepat sering kali membuat daging kambing menjadi alot dan sulit dicerna.
Untuk memastikan daging kambing mudah dicerna, disarankan menggunakan metode memasak yang tepat seperti merebus, memasak dengan api kecil dalam waktu lama, atau menggunakan bahan alami seperti daun pepaya atau nanas sebelum mengolahnya.
Daging Kambing dan Kalori
Mitos lainnya adalah bahwa daging kambing tinggi kalori. Faktanya, daging kambing memiliki kandungan kalori yang lebih rendah dibandingkan daging sapi. Dalam 100 gram daging kambing, terdapat sekitar 143 kalori, sedangkan jumlah yang sama pada daging sapi mengandung sekitar 250 kalori.
“Bagi mereka yang ingin mengontrol asupan kalori tetapi tetap ingin menikmati daging merah, daging kambing bisa menjadi pilihan yang lebih tepat,” jelas Dr. Indrawati.
Bau Menyengat pada Daging Kambing
Bau menyengat yang sering diasosiasikan dengan daging kambing berasal dari lemaknya. Jika lemak tersebut disisihkan dan daging diolah dengan benar menggunakan banyak rempah-rempah, bau tersebut akan hilang. Ini membuktikan bahwa dengan pengolahan yang tepat, daging kambing bisa menjadi pilihan yang lezat dan tidak berbau menyengat.
Jadi sebenarnya, daging kambing memiliki banyak manfaat yang sering kali tertutup oleh mitos dan anggapan yang salah. Dengan pengolahan yang benar dan konsumsi dalam jumlah yang wajar, daging kambing tidak hanya aman untuk dikonsumsi tetapi juga memiliki manfaat bagi kesehatan, termasuk kesehatan jantung dan pencernaan. So, tidak ada alasan lagi untuk menghindari daging kambing dalam menu Anda.